LINGKUNGAN
HIDUP
Karya Ilmiah
Ditulis untuk
menyelesaikan tugas
pelajaran Bahasa
Indonesia
oleh
Nama : Vio Ardilles Putra Brahmana
Kelas : XI IPA-4
NIS : 17896
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KABANJAHE
Jalan Djamin Ginting No. 31
Karya
ilmiah yang berjudul
LINGKUNGAN
HIDUP
Telah dibaca dan disetujui pada Maret 2010
Oleh
Pembimbing
H. Sembiring
NIP. 195209021979032001
KATA
PENGHANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nyalah
karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan karya
ilmiah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dengan judul
Lingkungan Hidup. Selain untuk meyelesaikan tugas, tujuan p[enulis dalam
penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memaparkan cara menjaga lingkungan
hidup dan pentingnya lingkungan hidup bagi manusia sebagai pengelola, pemakai,
pelestari, sekaligus juga sebagai perusak.
Dalam
penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari
berbagai pihak, walaupun masih banyak kekurangannya. |Karena itu, sudcah sepantasnya
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Ibu H. Sembiring yang telah memberi kesempatan untuk
membuat karya ilmiah ini, juga tidak henti-hentinya memberikan arahan kepada
penulis.
2.
Ayahdan ibu tercinta yang banyak memberikan dorongan
dan bantuan, baik moral maupun spiritual.
3. Teman serta kakak saya yang turut membantu dalam
mencari sumber referensi, dan memberi gagasan-gagasan maupun ide-ide, serta
bantuan dalam pengetikan karya tulis ilmiah ini.
4. Dan semua pihak yang telah membamtu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis
menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih
perlu banyak belajar dalam penulisan karya tulis ilmiah, karena karya ilmiah
ini pastinya masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karma itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran positif agar karya ilmiah ini menjadi
lebih baik dan berdayaguna di masayang akan datang.
Harapan
penulismudah-mudahan karya ilmiah yang sederhana ini benar-benar dapat
menyadarkan pembaca bahwa pentingnya lingkungan hidup bagi seluruh umat
manusia.
Kabanjahe,
7 Maret 2010
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata
Penghantar……………………………………………………………………. i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………… ii
Abstrak……………………………………………………………………………..
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
1.2.
Perumusan Masalah………………………………………………. 1
1.3.
Tujuan Penelitian…………………………………………………. 1
1.4.
Metode Penelitian……………………………………………….... 2
1.5.
Hipotesis………………………………………………………….. 2
1.6.
Sistematika Penulisan…………………………………………….. 2
BAB II LINGKUNGAN
HIDUP
2.1.
Pengertian Lingkungan Hidup…………………………………… .3
2.2.
Unsur-Unsur Lingkungan Hidup…………………………………. 4
2.3.
Manfaat Lingkungan untuk Kehidupan…………………………... 4
2.4.
Pencemaran Lingkungan Hidup………………………………….. 6
2.5.
Dampak Pencemaran Lingkungan Hidup………………………...13
2.6.
Penanggulangan Pencemaran……………………………………. 20
2.7.
Upaya Pelestarian Lingkungan………………………………........21
2.8.
Etika Lingkungan Berdasarkan Teologis…………………………22
2.9.
Pembangunan Berwawasan Lingkungan…………………………24
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan……………………………………………………….26
3.2.
Saran……………………………………………………………...26
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………27
BIODATA
PENULIS................................................................................................28
ABSTRAK
Karya tulis
ilmiah yang berjudul LINGKUNGAN HIDUP ini membahas tentang pengertian
lingkungan hidup, unsur-unsur lingkungan hidup, manfaat llingkungan hidup untuk
kehidupan, pencemaran lingkungan, dampaknya bagi manusia dan lingkungan.
Tujuan
penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar kita mengetahui sejauh mana peran
kita dalam menjaga lingkungan hidup dan bagaimana cara kita mengelolanya tanpa
terjadi kerusakan yang memiliki dampak buruk yang dapat dirasakan secara
langsung maupun tidak langsung oleh manusia maupun makhluk hidup lainnya serta
lingkungan hidup itu sendiri. Oleh karma itu kita harus thu bagaimana car
mengembalikan lingkungan yang telah rusak oleh alam maupun manusia.
Metode yang
digunakan adalah metode kepustakaan yaitu dengan mencari dan membaca buku-buku
yang berhubungan dan lingkungtan hidup. Dalam pengerjaannya jug penulis
menggunakan media elektronik internet.
Berdasarkan
hasil penelitian, keadaan lingkungan hidup di negara maju maupun Negara
berkembang sudah sangat memprihatinkan. Salah satu penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan karena ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan
hidup dan hanya menggunakan lingkungan hidup demi kebutuhannya secara materil
serta tidak memikirkan dampahnya bagi lingkungan yang juga akan berdampak
buruk bagi manusia.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Keadaan lingkungan pada zaman sekarang
sangat berbeda dengan keadaan lingkungan zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat
dari keadaan suatu wilayah yang belum disentuh oleh manusia dan wilayah yang
sudah terjamah oleh manusia.
Keadaan zaman dahulu ternyata sangat
asri, indah, dan hamper samasekali belum terkena pencemaran. Sehingga tidak
heran jika angka harapan hidup manusia pada zaman dahulu sangat tinggi bahkan
mencapai ratusan tahun. Namun, jika kita lihat keadaan lingkungan pada zaman
sekarang yang terjadi malah sebaliknya, yakni angka harapan hidup yang rendah
dan hampir disetiap wilayah di Bumi mengalami pencemaran yang lumayan besar.
Jika kita berbicara tentang lingkunan
hidup, maka kita juga berbicara tentang pengelolanya. Karena kedua hal ini
sangat penting dan sangat berkaitan satu sama lain. Dengan mengetahui
pentingnya hal tersebut, mengapa kita sebagai pengelola tidak peduli dengan
lingkungan. Karena jika kerusakan ini semakin membesar maka tidak mustahil akan
terjadi kepunahan spesies hewan dan tumbuhan bahkan barangkali sekaligus
menghilangkan kehidupan manusia.
Penulis sebenarnya tidak ingin hal
buruk tersebut terjadi, oleh karma itu penulis akan memaparkannya dalam karya
tulis ilmiah ini.
1.2.
PERUMUSAN MASALAH
Dengan
melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat
penulis rumuskan dan akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah:
1.
Apa pengertian lingkungan hidup itu sebenarnya,
manfaatnya, dan unsur-unsurnya ?
2.
Bagaimana terjadi pencemaran lingkungan dan dampaknya
serta cara menanggulanginya ?
3.
Bagaimana cara melaksanakannya sesuai dengan etika
lingkungan ?
4.
Bagaimana cara malakukan pembanggunan yang berwawasan
lingkungan ?
1.3.
TUJUAN
PENELITIAN
Penulisan karya tulis ilmiah
ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi pembaca .
Secara terperinci, tujuan dari
penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.
Menigkatkan kepeduliuan masyarakat terhadap lingkungan hidup
2.
Melalui kepedulian yang tinggi diharapkan agar
masyarakat melaksanakan pelestarian lingkungan hidup sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
3.
Setelah kita melaksanakannya maka kita diajak untuk
menghimbau masyarakat luas agar melakukan pelestarian juga.
1.4.
METODE PENELITIAN
Untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan metode kepustakaan dengan
teknik study pustaka yaitu penulis membaca buku-buku dan literature yang
berhubungan yang berhubungan dengan penulisan karya tukis ilmiah ini dan yang
berkaitan dengan lingkungan hidup.
1.5.
HIPOTESIS
Karya tulis ilmiah ini
dilaksanakan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan
pengenalan masalah. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah ‘Adanya
pengaRuH factor manusia sebagai perusak lingkungan hidup baik secara sengaja
maupun tidak serta factor alam melalui bencana alam. Hal ini salah satu menjadi
faktor yang dominant sebagai penyebab.
1.6 .
SISTEMATIKA PENULISAN
Pada
karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil Karya Tulis Ilmiah ini di
mulai dengan bab 1 pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis dan
sistematika penulis. Bab berikutnya , penulis akan memeparkan data yang di
peroleah dan membahasnya satu persatu terutama
berkaitan dengan mwtode atau cara pelestarian lingkungan hidup. Bab ke 3
merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini, Pada bagian ini penulis
menyampaikan uraaian sebelimnya dan memberikan saran mengenai bagaimana cara
melestarikan lingkungan hidup.
BAB II
LINGKUNGAN
HIDUP
2.1. PENGERTIAN
LINGKUNGAN HIDUP
Manusia tidak hidup sendirian,
melainkan bersama makhluk hidup yang lain, yaitu tumbuhan, hewan, dan jasat
renik. Makhluk hidup yang lain, bukan sekedar teman hidup bersama secara netral
atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada
mereka. Tanpa mereka tentulah manusia tidak dapat hidup. Tetapi sebaliknya
seandainya tidak ada manusia, maka hewan, tumbuhan, dan jasad renik akan tetap
dapat melangsungkan kehidupan mereka, seperti terlihat dari sejarah bumi saat
belum ada manusia hanya ada hewan purbakala, sepertyi dinosaurus.
Dengan demikian dapat disimpulkan
beberapa pengertian lingkungan hidup menurut beberapa sumber antara lain:
1. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia
No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, dinyatakn bahwa
lingkungan hidup adalah kestuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
hidup dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya.
2. Menurut
wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas, lingkungan hidup adalah istilah
yang dapat mencakup segala mahkluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi
atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia
yang berlebihan.
Memperhatikan pengertian dan ruang
lingkup hidup tersebut tampak jelas bahwa lingkungan hidup tidak hanya sebatas
tumbuhan, hewan, dan manusia tetapi meliputi benda-benda tak hidup yang saling
terkait.
Secara umum lingkungan dibedakan
menjadi dua macam yaitu,
1.
Lingkungan Biotik ( Lingkungan Organik ) adalah segala
mahkluk hidup, mulai dari mikroorganisme sampai dengan tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia.
2.
Lingkungan Abiotik ( Lingkunga Anorganik ) adalah segala
kondisi yang terdapat di sekitar mahkluk hidup yang bukan organisme hidup,
seperti batuan, tanah, mineral, dan udara.
Membicarakna mengenai lingkungan hidup,
tidak dapat dilepaskan dari Ekosistem. Ekosistem adalah tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh yang menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan
hidup. Oleh karena itu, pembahasan mengenai lingkungan hidup akan melibatkan
banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, geografi, kimia,
fisika, ekonomi, sosiologi, dan antropologi.
2.2 UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP
Dalam kehidupan sehari-hari
antara lingkungan hidup, sumber daya, dan ekosistem sering dibicarakan. Hal ini
disebabkan antara ketiga bidang tersebut saling terkait, misalnya, ketika
membicaran ekositem, didalm nya pasti ada membahas pula berbagi unsur
lingkungan hidup. Unsur-unsur lingkunagn hidup, pada dasarnyua terdiri atas
tiga macam, yaitu :
1.
Komponen lingkungan fisik ( abiotic environment ),
seperti tanah, batuan, dan iklim.
2.
Komponen biologi ( biotic environment ), seperti
tumbuhan, hewan, jasad renik.
3.
Sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai
hasil karya dan karsa manusia sebagai lingkungan budaya ( cultural environment
)
Ketiga unsur tersebut tidak berdiri
sendiri, akan tetapi memiliki keterkaitan antar satu komponen dan komponen
lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen, dampaknya dapat dirasakan
oleh komponen lainnya. Jadi, lingkungan hidup merupakan suatu system yang
didalam nya terdiri atas subsistem. Subsistem itulah yang dinamakan dengan
unsur-unsur lingkungan hidup.
MANFAAT LINGKUNGAN HIDUP UNTUK KEHIDUPAN
Kelangsungan hidup manusia
sangat bergantung pada keberadaan pihak lain. Manusia hanyalah salah satu
komponen lingkungan. Jika manusia menginginkan untuk dapat melangsungkan
kehidupannya maka harus memelihara dan melestarikan lingkunagn. Manfaat
lingkungan hidup ini dapat dirasakan langsung dari sejak manusia lahir kedunia
ini, seperti membutuhkan udara bersih untuk bernafas, air untuk minum dan
mandi, serta membutuhkan pakaian dan tempat tinggal yang bahan-bahan nya
berasal dari alam.
Darti data tersebut jelas bahwa manusia
pada dasarnya dapat bertahan hidup karena adanya unsure-unsur lingkunangan
hidup. Manfaat manusia ada beberapa antara lain : lingkungan hidup sebagai
sumber daya dan lingkungan hidup untuk kebutuhan dasar.
2.3.1.
LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR
Dari lingkungan kita bisa medapatkan
unsur-unsur yang kita perlukan untuk produksi dan konsumsi. Sebagian dari
sumberdaya itu dimiliki oleh perorangan atau badan terutentu, misalnya lahan
sepetak hutan. Sebagian lagi sumberdaya itu merupakan milik umum, seperti
udara, sungai, pantai, laut, dan hewan. Sumberdaya milik umum mempunyai
sifat-sifat yang berbeda dari modal yang biasa dalam perusahaan yag dimiliki
atau badan. Karena milik umum, orang dapat menggunakannya tanpa pungutan
bayaran atau hanya dengan pungutan ringan.
Sumberdaya lingkungan milik umum sering
dapat digunakan untuk bermacam-macam peruntukan secara simultan, tanpa suatu
peruntukan mengurangi manfaat yang dapat diambil dari peruntukan lain
sumberdaya yang sama itu. Jadi peruntukan itu bersifat noneksklusif. Akan
tetapi apabila pemanfaatan untuk suatu peruntukan melampaui batas daya
regenerasi atau asimilasi sumberdaya, peruntukan itu sendiri ato yang lain akan
menderita.
Karena pemanfaatan sumberdaya
lingkungan milik umum dapat dilakukan tanpa atau hanya dengan pungutan bayaran yang
ringan saja, Unit produksi maupun unit konsumsi cenderung memaksimumkan
pemanfaatanya, sehingga mudah terjadi pemanfaatannya yang tidak rasional. Untuk
menghindari penggunaan yang tidak rasional itu diperlukan campurtangan
pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya itu. Dasar hokum ini terdapat dalam
Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33, ayat 3, yang meewajibkan agar bumi, air,
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Walaupun udara tidak
disebut secara eksplisit dalam ayat ini, udara haruslah kita anggap diadalmnya.
Pemanfaatn sumberdaya lingkungan milik umum secara rasional dan pemeliharaan
keutuhan sumberdaya itu agar dapat dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
harus didorong. Untuk itu, perlu di dikembangkan pungutan lain serta system
insentif dan disinsentif.
2.3.2 LINGKUNGAN
HIDUP UNTUK KEBUTUHAN DASAR
Kebutuhan dasar dapat dibagi secara
hirarkis berturut-turut dari atas ke bawah dalam dua dua golongan, yaitu
kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati dan kebutuhan dasar untuk
manusiawi.
2.3.2.1.
KEBUTUHAN DASAR UNTUK KEHIDUPAN HAYATI
Untuk dapat mempertahankan
secara hayati manusia haruslah mendapatpkan udara, air, dan pangan dalam
kuantitas dan mutu tertenttu. Kebutuhan dasar ini sangat bersifat mutlak,
kecuali itu harus terlindungi dari serangan organisme yang berbahaya, yaitu
hewan buas, pathogen, parasit, dan vektor penyakit.
Kebutuhan akan air tidak saja
menyangkut kuantitasnya melainkan juga mutunya. Baik kuantitas maupun mutu itu
berkaitan dengan peruntukan. Misalnya persyaratan air untuk keperluan rumah
tangga. Berbeda dari persyaratan air untuk pengairan. Pentingnya mutu air dapat
terlihat dari contoh orang yang terapung-apung di tengah laut dan tidak
berpersediaan air tawar. Ia akan menderita kekurangan air di tengah air yang
melimpah.
Udara mengandung oksigen yang
diperlukan manusia untuk pernafasan. Tanpa oksigen orang tidak dapat hidup
kecuali dalam keadaan tertentu udara dan oksigen yang terkandung di dalamnya
tersedia dalam jumlah yang cukup. Karena itu pada umunya udara tidak
dipermasalahkan.
Pangan adalah kebutuhan dasar lain yang
bersifat mutlak. Pangan berfungsi sebagai penyusunan tubuh, dan pengatur
metabolisme. Karena itu di samping kuantitas pangan, mutu pun penting. Mutu
ditentukan oleh susunan berbagai unsur suatu bahan makanan, seperti
karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin.
2.3.2.1. KEBUTUHAN
DASAR UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP YANG MANUSIAWI
Kebutuhan dasar untuk hidup
yang manusiawi sebagian bersifat materil dan sebagian lagi bersifat nonmaterial.
Yangakhir-akhir ini berkembang sangat kuat dan menonjol pada manusia dan
membuatnya berbeda dari hewan. Oleh kaarena itu perlindungan hukum yang adil
merupakn kebutahn dasar yang membuat manuis dapat hidup secara manusiawi.
Kebutuhan dasar yang membuat
kepentingan masnusia menjadi manusiawi dan diperoleh dari lingkungan hidup
adalah pakaian, rumah, dan energi.
Dari
penjelasan tersebut, jelaslah bahwa manusia tidak akan dapat hidup tanpa
lingkungan hidup. Oleh karena itu, manusia tidak akan dapat melepaskan
ketergantungn dirinya dari lingkungan hidup karena pada dasarnya manusia tidak
dapat tanpa lingkungan hidup.
2.4.
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
Adapun masalah lingkungan
hidup yang terjadi di seluruh negara di dunia, baik di negara-negara maju
maupun negara berkembang adalah pencemaran. Menurut UURI No.23 tahun 1997
tentang pengelolaan lingkungan hidup, pencemaran adalah masuknya dan
dimasukkanya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan
peruntukannya .
Suatu lingkungan dikatanya telah tercemar
apabila terdapat bahan yang dapat mengganggu makhluk hidup tinggal didalam .
Dampak pencemaran ada yang langsung diketahui, seperti keracunan. Namun,
pencemaran yang lain memperlihatkan dampaknya setelah berlangsung dalam waktu
lama, misalnya keturunan yang cacat atau kelainan genetik.
2.4.1.
BAHAN PENCEMAR
Pencemaran lingkungan dapat disebabkan
oleh berbagai aktivitas manusia antaralain sebagai berikut:
1.
Kegiatan-Kegiatan Industri
Beberapa
kegiatan industri membuag limbahnya ke sungai sehingga menyebabkan polusi air.
Selain itu, kepulan asap dari pabrik menyababkan polusi udara dan polusi suara
karena kebisingan mesin-mesinnya. Untuk mengurangi pencemaran akibat kegiatan
industri, sebaiknya limbah yang akan dibuang diolah terlebih dahulu. Cerobong-cerobong
asap pabrik harus dibuat tinggi dan letak pabrik tidak dekat dengan daerah
pemukiman.
2.
Kegiatan Pertanian
Penggunaan
pestisida untuk membasmi hama
atau tanaman pengganggu (gulma) di lahan pertanian dapat menimbulkan pencemaran
air maupun tanah. Bahkan, pestisida dapat membunuh hewan-hewan lain yang
sebenarnya ber5manfaat bagi lingkungan.
3.
Kegiatan
Transportasi
Hasil
pembakaran mesin kendaraan bermotor dapat menyebabkan polusi udara. Kapal
tanker juga dapat menyebabkan polusi air, misalnya dari tumpahan minyak bumi
yang diangkat.
2,4.2 PENYEBARAN BAHAN PENCEMAR
Bahan pencemar (polutan) tidak diam di
suatu tempat, tetapi dapat menyebar bahkan dapat melampaui batas negara dan
benua. Jika kita membuang insektisida ke sungai, insektisida tersebut akan terbawa
aliran sungai hingga ke bendungan, danau, atau laut di perairan tersebut, insektisida masuk ke
dalam sel alga. Kemudian, alga dimakan ikan kecil dan ikan kecil dimakan ikan
besar. Jadi, tubuh ikan besar mengandung insektisida. Jika ikan ini dikonsumsi
manusia, cepat atau lambat akan membahayakan kesehatan manusia.
Polutan yang dibuang ke kebun dapat
meresap ke dalam tanah, kemudian menyebar mengikuti aliran tanah. Misalnya,
jika kita membuang baterai bekas di sembarang tempat, maka asam sulfat, cadmium,
atau merkuri (tergolong logam berat) yang terkandung di dalam baterai akan
meresap ke dalam tanah. Jika logam berat ini mencapai sumur penduduk, akan
membahayakan kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sumur tersebut. Selain
itu, polutan udara juga dapat dihembuskan angin dan terbawa ke tempat lain.
Dari uraian itu dapat diketahui bahwa polutan dapat menyebar mengikuti
jarring-jaring makanan dan daur biogeokimia.
2.4.3. JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkungan umumnya
dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan
pencemaran suara (kebisingan).
2.4.3.1.
PENCEMARAN UDARA
Udara merupakan bagian dari atmosfer
yang beisi oksigen, karbondoksida, uap air, dan gas-gas lain yang dibutuhkan
makhluk hidup. Atmosfer berfungsi melindungi permukaan bumi dari panas matahari
yang berlebihan. Apabila tidak ada atmosfer di daerah khatulistiwa pada siuang
hari dapat mencapai 90oC dan
pada malam hari -140oC. Selain itu, atmosfer juga melindungi bumi
dari meteor yang mungkin jatuh dari ruang angkasa.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh
asap buangan antaralain:
1.
CO (Karbon
Monoksida)
Proses
pembakaran di mesin yang tidak sempurna, akan menghasilkan gtas CO (Karbon
Monoksida). Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang
ada di garasi dapat meninggal akibat gas karbon monoksida. Menghidupkan AC
ketika tidur di dalam mobil dalam keadan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas
karbon monoksida dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga dapat
menyebabab kematian oleh karena itu, sebaiknya mobil dibawa ke tempat servis
reparasi secara berkala untuk memastikan proses pembakaran pada mesin berjalan
baik sehingga emisi gas buangannya baik.
2. SO
dan SO2
Gas belerang
oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh bahan bakar fosil
(minyak, batubara). Gas ini dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan uap
air di atmosfer, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Terjadilah hujan
asam. Hujan asam menyebabkan tumbuhan dan hewanmati, produksi pertanian
merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan candi, gedung, dan jembatan
cepat rusak.
3. CFC
Pencemaran
udara yang lainnya adalah gas klorofluorokarbon (CFC). Gas CFC i9ni digunakan
sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC
banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon),
pendinmgin pada lemari es, dan semprot rambut (hair spray). CFC dapat menyebabkan lubang ozon.
4. CO2
(Karbon Dioksida)
Pencemaran
udara yang sangat menonjol adalah semakin meninggkatnya kadar karbon dioksida
di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin yang menggunakan bahan
bakar fosil (batu bara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang,
dan pembakaran kayu. Korban dioksida di udara tidak dapat segera diubah menjadi
oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di dunia yang ditebang. Gas karbon
dioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca.
5. Asap
Rokok
Pencemaran
udara lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok
mengandung berbagai bahan beracun yang dapat menyebabkan batuk kronis, kanker
paru – paru, dan mempengaruhi janin dalam kandungan. Wanita dan anak- anak
lebih rentan terhadap pengaruh asap rokok daripada laki-laki. Jadi, kemungkinan
terkena kanker pada wanita dan anak-anak lebih tinggi
Perokok dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu perokok. aktif dan perokok pasif. Perokok aktif
adalah orang yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi
menghirup asap rokok. Menurut penelitian, perokok pasif memiliki resiko yang
lebih besar terkena penyakit akibat asap rokok dibandingkan perokok aktif.
Jadi, merokok di dalam ruang bersma orang lain yang tidak meroko dapat
mengganggu kesehatan orang lain (perokok pasif). Untuk itu, perokok dihimbau
untuk tidak merokok di dalam kendaraan umum, ruang bioskop, ruang tamu, dan
setiap ruang yang di dalamnya ada perokok pasif.
6. Debu
Pencemaran
udara lain yang sangat menonjol dirasakan di negara yang mempunyai iklim tropis
yaitu debu. Memang kita berpikir bahwa jika hidung kita menghirup debu, kita
tidak akan terkena penyakit yang sangat merugikan tetapi hanya adanya kotoran
hidung. Tetapi sebenarnya, debu itu juga pencemaran udara yang dapat
menyebabkan penyakit yang tergolong berbahaya yaitu penyakit pernafasan TBC.
Debu biasanya berasal dari tanah yang berterbangan di udara, juga berasal dari
asbes, silicon, dan sebagainya.
Selain itu, partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari
bermacam-macam komponen juga. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk
cairan yang mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran debu
terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan proses oksidasi setelahnya.
Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal
oksida. Dalam proses ekspansi selanjutnya di atmosfir, kandungan metal dan debu
tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah
karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O. Sebagian benda
partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling
berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam
paru-paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi
partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul
sulfur.
Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan.
Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau
mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak jenisnya,
tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam
paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di
daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis,
Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
7. Nitrogen
Oksida (NOx)
Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu:
1. Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism)
Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO + NO2).
1. Prompt NOx
Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.
2. Fuel NOx
NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.
Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-paru.
Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu:
1. Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism)
Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO + NO2).
1. Prompt NOx
Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.
2. Fuel NOx
NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.
Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-paru.
8. Emisi HydroCarbon (HC)
Pada mesin,
emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber. Tidak terbakarnya
bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas silinder adalah
salah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi HC pada bahan bakar HFO yang
biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika
dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC
ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan
kanker.
2.4.3.2.
PENCEMARAN AIR
Pencemaran air dapat terjadi
baik pada air sumur, sumber mata air, sungai, bendungan, maupun air laut.
Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan dampak di daerah hilir. Dampak dari
pencemaran air yang sangat menonjol adalah punahnya biota air, misalnya ikan,
yuyu, udang, dan serangga air. Dampak lainnya adalah banjir akibat got
tersumbat sampah, diikuti dengan menjalarnya wabah muntaber.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber
pencemaran, pencemaran air dapat disebabkan oleh limbah pertanian, limbah rumah
tangga, limbah industri, kebocoran tanker minyak (pencemaran laut), dan racun
yang digunakan untuk menangkap ikan. Berikut ini akan dibahas berbagai sumber
pencemaran air.
1. Limbah
Pertanian
Limbah
pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organic. Insektisida
dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati tapi dimakan hewan
atau manusia, orang yang mamakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayan
memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran)
serta bersifat biodegradable (dapat
terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan pakai.
Pupuk organik yang ada dalam air dapat menyebabkan pengayaan nutrien dalam air
(eutrofikasi). Akibat air yang kaya nutrien, maka alga dan tumbuhan air seperti
eceng gondok okan tumbuh subur (blooming).
Ledakan pertumbuhan air mengurangi persedian oksigen bagi makhluk hidup
lainnya. Selain itu, melimpahnya tumbuhan air menyebabkan banyak yang tidak
termakan oleh konsumer. Tumbuhan-tumbuhan air akhirnya mati dan mengendap di
dasar perairan sehingga mengakibatkan pendangkalan. Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian perairan.
2. Limbah
Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga dapat berbagai bahan organic (misalnya sisa sayur, ikan, nasi,
minyak, lemak, air buangan manusia), bahan anorganik seperti plastik,
aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang tertimbun
menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir.
Bahan
organic yang larut dalam air akan mangalami penguraian dan pembusukan. Dalam
proses tersebut, bakteri pengurai dn p-embusuk menggunakan oksigen. Akibatnya,
kadar oksigen di dalam air turun drastis, sehingga biota air akan mati. Jika
pencemaran ini meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex.
3.
Limbah
Industri
Limbah industri bisa
berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang
mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas.
Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan dalam jarak
sampai ratusan kilometer. Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut,
dan organismelaut lainnya. Untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan
pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian di taburi dengan zat yang dapat
menguraikan minyak,
4. Penangkapan
Ikan Menggunakan Racun
Ada
orang yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas, ( racun kimia), atau
aliran listrik untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan
tangkapan, melainkan juga biota air lainnya. Perbuatan tersebut sangat
merugikan lingkungan dan kelestarian biota air. Jika suatu makhluk hidup punah,
manusia tidak dapat memunculkannya kembali.
2.4.3.3. PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah banyak diakibatkan
oleh sampah organic dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar,
industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya. Sampah organic dapat
dihancurkan oleh jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehigga membentuk
humus. Sampah organic itu misalnya, dedaunan, jaringan hewan, kertas, kulit,
dan sebagainya. Sebaliknya, sampah anorganik seperti besi, alumenium, kca, dan
bahan sintetik seperti plastic, sulit untuk dapt diuraikan, jika plastik di
darat akan terurai sekitar 1000 tahun yang akan dating setelah plastik dibuang. Komponen-komponen bahan pencemar yang
diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain
berupa:
a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena
diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan
dan hewan yang mati.
b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang
tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat,
keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi
kurang subur.
c) Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam
air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3),
oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah
bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d) Pencemar berupa logam-logam berat yang
dihasilkan dari limbah?industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e)
Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain
yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.
2.4.3.4. PENCEMARAN SUARA
Pencemaran
suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkatkan oleh bunyi atau suara
yang mengganggu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara
biasanya diukur dalam satuan dB atau desibel. Pencemaran suara yang bersifat
terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB dapat mengakibatkan efek
atau dampak yang merugikan kesehatan manusia. Berikut ini adalah beberapa efek
samping negatif dari pencemaran suara : stres, gila, perubahan denyut nadi,
tekanan darah berubah, gangguan fungsi jantung, kontraksi perut, gangguan janin
dalam kandungan, gangguan tidur.Berikut ini adalah contoh kebisingan yang menimbulkan pencemaran suara :
1. Orang ngobrol biasa = 40 dB 2. Orang ribut / silat lidah = 80 dB 3. Suara
kereta api / krl = 95 db 4. mesin motor 5 pk = 104 dB 5. suara gledek / geledek
/ petir = 120 dB 6. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB.
Suara bising dapat ditimbulkan
oleh suara mesin industri, mobil, sepeda motor, kereta api, pesawat terbang,
roket, serta bunyi-bunyian keras lainnya. Saat ini telah diusahakan agar
mesin-mesin tidak terlalu bising dengan menambahkan isolator. Menanam tanaman
berdaun rimbun di halaman rumah dapat meredam kebisingan.
2.4.3.5. PENCEMARAN BIOLOGI DAN KIMIA
Bahan
pencemar dibedakan menurut jenisnya, yaitu bahan pencemar biologis dan bahan
pencemar kimiawi. Bahan pencemar biologis antaralain bakteri penghuni usus
besar (bakteri E. Coli), bakteri
tipus, dan Amoeba coli. Tumbuhan
pengganggu (gulma), seperti eceng gondok, Hydrilla
sp., dan kiambang, juga dapat mencemari perairan. Setelah itu,
sampah-sampah dari tumbuhan air yang mati dan membusuk dengan jumlah terlalu
banyak dapat mencemari lingkungan. Pencemaran kimia dapat disebabkan oleh
berbagai zat organik, misalnya minyak, pestisida, dan p[upuk organik. Kedua
macam zat pencemar tersebut dapat mencemari air dan tanah. Berbagai jenis logam
berat, misalnya raksa, timbal, dan arsen, juga dapat mencemari lingkungan
terutama air. Bahan pencemar kimia dari limbah rumah tangga, misalnya detergen.
Berikut
ini tabel keluhan tentang pencemaran di Indonesia.
2.5 DAMPAK PENCEMARAN
Kerusakan lingkungan dan pencemaran membawa banyak
perubahan pada lingkungan. Misalnya beberapa spesies hewan dan tumbuhan punah,
dan adanya bahan pencemar pada sayuran, ikan, dan daging yang dikonsumsi. Bahan
pencemar tersebar mengikuti jaring-jaring makanan dan siklus biodeokimia,
melintasi wilayah negara dan benua. Dampak pencemaran tidak hanya dirasakan
secara lokal atau regional, melainkan juga secara global. Beberapa dampak yang
akan diuraikan disini.
2.5.1. PUNAHNYA SPESIES
Kita telah mengetahui bahwa polutan berbahaya bagi biota darat dan air.
Polutan dapat meracuni berbagai jenis hewan, bahkan mematikannya. Berbagai
spesies hewan memiliki kekebalan yang berbeda terhadap polutan. Ada yang peka,
ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva peka terhadap pencemaran bahan
pencemar. Ada hewan yang dapt beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan
pencemaran, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui
bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Jika batas tersebut terlampaui,
hewan akan mati. Contohnya, berbagai spesies burung menurun populasinya akibat
insektisida. Insektisida dikloro-difenil-trikloroetena
(DDT) menyebabkan kerusakan cangkang telur berbagai jenis burung sehingga
telur burung gagal berkembang. Hal ini disebabkan induk burung tersebut memakan
serangga yang tercemar DDT.
2.5.2. LEDAKAN HAMA
Penggunaan insektisida
dapat pula mematikan serangga predator. Oleh karena itu peredator punah, maka
serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida
juga dapat mengakibatkan beberapa spesies serangga menjadi kebal (resisten).
Untuk memberantasnya, diperlukan dosis obat yang lebih tinggi dari biasanya.
Akibatnya, pencemaran akan semakin meningtkat.
2.5.3. GANGGUAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Punahnya spesies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu
ekosistem.rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya
keseimbangan ekositem terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia terganggu.
2.5.4. KESUBURAN TANAH BERKURANG
Penggunaan insektisida dapat memaatikan fauna tanah. Hal ini menyebankan
kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mangakibatkan
tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk
mengatasinya, hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan
kompos, sistem penanaman berseling (tumpang sari).
2.5.5. KERACUNAN DAN PENYAKIT
Orang yang mengkonsumsi
sayur, ikan, dan bahan makanan yang tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat
keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker,
kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.
Pencemaran biologi dapat menyebabkan tersebarnya bibit penyakit ke lingkungan.
Pencemaran suara (kebisingan) dapat menimbulkan sters, penyakit jantung, sulit
tidur, dan berbagai gangguan lainnya.
2.5.6. PEMEKATAN HAYATI
Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati pencemaran makanan dan
jaring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke
tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut dimakan oleh udang kecil. Udang kecil
dimakan oleh ikan. Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan
pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Biasnya, bahan pencemar
yang masuk ke perairan memiliki kadar yang lebih kecil karena bahan pencemar
itu telah menglami pengenceran. Jika pencemar itu diserap oleh tubuh alga,
kadarnya telah meningkat ratusan bahkan ribuaan kali. Bahan pencemar dalam air
yang kadarnya hanya 0,00007 ppm (ppm = part
per million, yaitu bagian dalm sejuta garam), di dalam tubuh alga dapt
menjadi 0,007 ppm. Udang kecil tidak memakan satu sel alga melainkan banyak sel
alga, sehingga di dalam tubuh udang kecil kadar bahan pencemar dapat menjadi
0,7 ppm. Di dalam tubuh ikan, kadar bahan pencemar itu meninggat lagi menjadi
25 ppm. Di tubuh orang yang sering memakan ikan, kadarya akan meningkat menjadi
75 ppm. Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup
dikenal sebagai pemekatan hayati (biomagnification).
2.5.7. HUJAN ASAM
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang
serius yang benar-benar difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang
secara berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam
pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi
industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat,
yang benar adalah deposisi asam.
Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.
Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk
hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir
air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun
bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui
udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan
turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini dapat terjadi
sangat jauh dari sumber pencemaran.
Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon
Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai
asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu
melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan pada dasarnya memiliki tingkat keasaman
berkisar pH 5, apabila hujan terkontaminasi dengan karbon dioksida dan gas
klorine yang bereaksi serta bercampur di atmosphere sehingga tingkat keasaman
lebih rendah dari pH 5, disebut dengan hujan asam.
Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat .
Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat .
Kadar SO2 tertinggi terdapat pada pusat
industri di Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur. Di Eropa Barat, 90% SO2 adalah
antrofogenik. Di Inggris, 2/3 SO2 berasal dari pembangkit listrik batu bara, di
Jerman 50% dan di Kanada 63% (Anonim, 2005).
Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara , 40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam mkinyak ringan dan gas. Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nox yang terbentuk.
Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara , 40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam mkinyak ringan dan gas. Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nox yang terbentuk.
Selain
itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa
organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad
renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami
kimi-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena
itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida
tersebut.
Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara
dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat mereka
bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam sulphuric dan nitric. Disaat
terjadinya curah hujan, kabut yang membawa partikel ini terjadilah hujam asam.
Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide
atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mongering bersama debu
atau partikel lainnya.
Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada
lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :
Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
Tumbuhan dan Hewan
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam
tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya
untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang
akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh
tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran,
selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti
halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam
dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.
Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga
menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar
yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat.
Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya
tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan
berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman
hayati tamanan juga semakin menurun.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda
putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto
(1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar
magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi
assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian
magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan
pencucian magnesium di daun.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki
ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan
langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah
sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies
hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin
sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena
air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.
Kesehatan Manusia
Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah
banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan
pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi
dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk
faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita,
orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan
terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Berdasarkan
hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat
bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus
suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan
menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko
terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung
dengan kulit.
Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
2.5.8. LUBANG OZON
Terbentuknya lubang ozon merupakan
permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan pencemar dapat terserbar dan
menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat
mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3).
Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet.
Jika gas CFC mencapai ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang. Dalam
waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer
(10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan
membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan
menghasilkan Lubang Ozon. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan
lebih banyak sinar UV memasuki bumi.Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh
penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim
semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke
keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.Dalam bulan Oktober
1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan
lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang
pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
Jika lapisan ozon semakin melebar
akan menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, alga di lautan
mati, terjadi mutasi genetik, menyebabkan kanker kulit, atau kanker retina
mata. Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam
atmosfer sebelum dihapuskan. Oleh karena itu, penggunaan gas CFC harus dibatasi
atau bahkan dihentikan. Saat ini sudah dijual pendingin selain CFC. Sekalipun
saat ini pemakaian CFC dibatasi, pembentukan lubang ozon tetap berlangsung
nkarena sangat banyaknya CFC yang sudah terdapat di atmosfer.
2.5.9.` GLOBAL WARMING
Global warming
adalah suatu peristiwa yang disebabkan meningkatnya efek rumah kaca (green
house effect). Sebenarnya efek rumah kaca bukanlah suatu hal yang buruk,
justru dengan adanya efek rumah kaca bumi kita bisa tetap hangat, bahkan memungkinkan
kita bisa survive hingga sekarang.Kamu bisa mengibaratkan bumi kita seperti
mobil yang sedang diparkir dalam cuaca yang cerah. Kamu pasti akan berpikir
bahwa temperature di dalam mobil pasti akan lebih panas dibandingkan
temperature di luar mobil. Sinar matahari memasuki mobil tersebut melalui
celah-celah pada kaca jendela dan secara otomatis panas dari sinar matahari akan
diserap oleh jok, karpet, dashboard serta benda-benda lain yang berada di dalam
mobil. Ketika semua objek tersebut melepaskan kembali panas yang diserapnya,
tidak semua panas tersebut akan bisa keluar melalui celah jendela, sebagian
justru akan dipantulkan kembali- panas tersebut akan diradiasikan kembali oleh
benda-benda yang ada di dalam mobil dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
Sehingga sejumlah energi panas akan tetap tinggal di dalam mobil, dan hanya
sebagian kecil dari energi tersebut yang bisa melepaskan diri. Pada akhirnya,
mobil tersebut akan mengalami peningkatan temperature secara berkala, semakin
lama akan semakin panas.
Ketika
cahaya matahari mengenai atmosfer serta permukaan bumi, sekitar 70% dari energi
tersebut tetap tinggal di bumi, diserap oleh tanah, lautan, tumbuhan serta
benda-benda lainnya. 30 % sisanya dipantulkan kembali melalui awan, hujan serta
permukaan reflektif lainnya. Tetapi panas yang 70 % tersebut tidak selamanya
ada di bumi, karena bila demikian maka suatu saat bumi kita akan menjadi bola
api. Benda-benda di sekitar planet yang menyerap cahaya matahari seringkali
meradiasikan kembali panas yang diserapnya. Sebagian panas tersebut masuk ke
ruang angkasa, tinggal di sana
dan akan dipantulkan kembali ke bawah permukaan bumi ketika mengenai zat yang
berada di atmosfer, seperti karbon dioksida, gas metana dan uap air.
Panas tersebut yang membuat permukaan bumi tetap hangat dari pada di luar
angkasa, karena energi lebih banyak yang terserap dibandingkan dengan yang
dipantulkan kembali. Itulah peristiwa yang disebut dengan efek rumah kaca (green
house effect).
Tetapi jika gas CO2 yang
dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer.
Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2
semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehigga tidak dapat menyerap CO2.
oleh karnanya, cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak dapat dipantulkan
kembali ke angkasa, sebab terperangkap gas-gas dan debu tersebut. Bumi
seolah-olah diselubungi kaca yang berupa gas pencemar yang memerangkap panas.
Akibatnya, suhu bumi meningkat atau terjadi pemanasan global. Inilah yang
disebut sebagai efek mrumah kaca. Lihat gambar.
Jika
suhu terus meningkat, es di kutub akan mencair. Jika es di daerah kutub
mencair, permukaan air laut meningkat. Meningkatnya permukaan air laut akan
menenggelamkan daerah pantai yang rendah. Walaupun dalam beberapa dekade
terakhir produksi karbon dioksida berkurang, tetapi pemanasan global masih
berlangsung karena banyaknya gas rumah kaca yang ada di atmosfer.
2.6. PENANGGULANGAN
PENCEMARAN
Ketika
lingkungan telah mengalami kerusakan, manusia baru menyadari pentingnya
pelestarian lingkungan. Manusia kini menyadari bahwa perbuatannya pada masa
lalu merupakan kekeliruan yang sangat besar. Jika bumi tercemar, dampaknya
ternyata memantul kembali ke manusia. Jika bumi tercemar dan lingkungan rusak,
manusia tidak mampu menghidar dari dampak negative yang ditimbulkannya. Jika
biosfer rusak, bumi tidak akan mampu lagi menyokong kehidupan. Pada akhirnya,
kelestarian hidup umat manusia menjadi terancam.
Dewasa
ini, kesadaran dan kepedulian lingkungan terus berkembang. Upaya pencegahan
pencemaran dan pelestarian lingkungan harus dilakukan secara terpadu, baik oleh
pemerintah, pihak-pihak terkait, misalnya pihak industri, maupun oleh setiap
individu. Pada dasarnya, ada tiga prinsip dasar yang dilakukan untuk melakukan
pelestarian lingkungan dan penanggulangan pencemaran, yaitu secara
administrative, secara teknologis, dan secara edukatif.
2.6.1.
PENANGGULANGAN SECARA ADMINISTRATIF
Pemerintah
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah pencemaran dan mencegah
terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Jika suatu pabrik
menghasilkan dampak negative lebih besar daripada dampak positifnya, maka
pemerntah tidak mengeluarkan izin untuk melanjutkan proyek. Pemerintah juga
mengeluarkan baku
mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk menentukan lingkungan,
misalnya mutu air. Di dalam baku
mutu air tercantum kadar bahan pencemar, oksigen, fosforus, nitrit, dan
sebagainya yang boleh terdapat di dalamnya. Jika pencemaran melewati standar baku mutu, pihak pencemar
dapat dikenakan sanksi.
Selain
dalam bentuk perundingan dan peraturan, pemerintah juga mencanangkan program
pembangunan berkelanjutan. Tujuannya agar pembangunan dapat berlangsung secara
lestari dengan mempertahankan fungsi lingkungan. Salah satu contoh program
pemerintah adalah program koli bersih (prokasih).
2.6.2. PENANGGULANGAN
SECARA TEKNOLOGIS
Setiap
industri diharapkan memiliki unit pengolah limbah, misalnya unit pengolah
limbah cair untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkunan sekitar.
Jika pengolahannya menggunakan mikroba, maka disebut pengolahan secara
biologis, yaitu menggunakan bakteri penguraian limbah.
2.6.3. PENANGGULANGAN SECARA EDUKATIF
Penanggulangan secara edukatif
diadakan melalui pendidikan sekolah dan penyuluhan masyarakat terhadap
pentingnya kelestarian lingkungan. Setiap individu hendaknya tidak mencemari
lingkungan, misalnya tidak membuang limbah rumah tangga ke sembarang tempat
melainkan pada tempat sampah. Begitu juga dengan bungkus permen, jangan dibuang
kesembarang tempat. Contoh lainnya adalah menggunakan secar berulang kali
kertas, tas plastik, dan kaleng, sebelum dibuang sebagai sampah.
2.7. UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN
Upaya pelestaian lingkungan hidup
sebenarnya merupakan tanggung jawab bersama, antara pemerintah dan masyarakat.
Berkaitan dengan hal itu, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang
berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu
Undang-Undang |Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Untuk
merealisasikan UU tersebut, disusunlah berbagai peraturan pemerintah dan
keputusan mentri terkait, seperti peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999
mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No.19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian
Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan peraturan pemerintah No. 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Semua aturan pemerintah tersebut
tidak akan membawa hasil yang memuaskan jika tidak didukung oleh kesadaran
seluruh lapisan masyarakat. Dalam UU ini, masyarakat ditempatkan sebagai subjek
dan sekaligus objek dalam pengelolaan lingkungan hidup. Sebagai subjek,
masyarakat diharapkan aktif dalam berbagai kegiatan yang mengarah pada
pelestarian lingkungan. Adapun sebagai objek, masyarakat diberi kewenangan
untuk mengontrol dan melapor jika terjadi kerusakan lingkungan hidup.
Pengelolaan dan upaya pelestarian
lingkungan hidup sebenarnya sangat kompleks, mengingat lingkungan hidup tidak
hanya terdapat di daratan, tetapi juga di wilayah perairan dan udara. Beberapa
contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup di wilayah
daratan, tetapi juga di wilayah perairan dan daratan. Beberapa contoh bentuk
upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup di wilayah daratan antara
lain sebagai berikut:
1.
Reboisasi, yaitu berupa penanaman
kembali terutama di daerah-daerah yang telah gundul.
2.
Pengaturan tata ruang wilayah
sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan. Pengaturan dan pengontrolan
pelaksanan perencanaan umum tata ruang, hendaknya melibatkan berbagai unsur,
seperti pemerintah, para ahli terkait serta masyarakat.
3.
Penanaman tanaman-tanaman keras di
daerah-daerah yang berfungsi sebagai resapan air dan tangkapan hujan.
4.
Pembuatan sengkedan atau lorak
mati, terutama di daerah-daerah yang memiliki kemiringan agak curam. Hal ini
dimaksudkan untuk memperkecil tingkat erosi lahan permukaan.
5.
Melakukan rotasi tanaman. Agar
unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak terus-menerus dikonsumsi
oleh suatu jenis tanaman.
6.
Penanaman dan pemeliharaan hutan
kota. Hal ini agar kota tidak terlalu panas dan lebih indah untuk di tempati.
Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering disebut
paru-paru kota.
Selain di wilayah daratan, di
wilayah perairan juga perlu dilakukan pengelolaan dan pelestarian lingkungan
hidup. Beberapa contoh pelestarian lingkungan hidup di badan-badan air,
antaralain sebagai berikut:
1. Pengaturan pembuangan limbah rumah
tangga agar tidak langsung ke sungai.
2. Pengukuran kualitas air sungai dan
air tanah terutama di daerah yang berbatasan dengan kawasan industri.
3. Penyediaan tempat sampah, terutama
di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
4. Menghindari terjadinya kebocoran
tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak ke laut.
5. Netralisasi limbah industri yang
dibuang ke sungai.
6. Memperlakukan Surat Izin
Pengambilan Air (SIPA) terutama kegiatan industri yang memerlukan banyak air.
7. Mengontrol kadar polusi udara dan
memberi informasi apabila kadar polusinya sudah melewati ambang batas.
2.8.
ETIKA LINGKUNGAN
Dalam cerita penciptaan dikatakan
bahwa manusia diciptakan bersama dengan seluruh alam semesta. Itu berarti bahwa
manusia memunyai keterkaitan dan kesatuan dengan lingkungan hidupnya. Akan
tetapi, diceritakan pula bahwa hanya manusia yang diciptakan sebagai gambar
Allah ("Imago Dei") dan
yang diberikan kewenangan untuk menguasai dan menaklukkan bumi dengan segala
isinya. Jadi di satu segi, manusia adalah bagian integral dari ciptaan
(lingkungan), akan tetapi di lain segi, ia diberikan kekuasaan untuk memerintah
dan memelihara bumi. Maka hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya seperti dua
sisi dari mata uang yang mesti dijalani secara seimbang.
Akhir-akhir ini, etika lingkungan
biasanya dibagi atas dua atau tiga bagian yang antroposentris, ekosentris, dan
biosentris. Bahkan Robert Elliot mengemukakan lima konsep, yaitu yang
disebutnya "human centered ethics",
"animal centered ethics",
"life centered ethics",
"everything centered ethics",
dan "ecological holism ethics".
2.8.1.
ANTROPSENTRIS
Antroposentris
adalah pandangan yang telah lama dianut oleh umat manusia yang beranggapan
bahwa alam atau lingkungan hanya memunyai nilai alat (instrumental value) bagi
kepentingan manusia. Pandangan antroposentris ini sering dihubungkan dengan
pandangan Barat yang melihat lingkungan hidup sebatas maknanya bagi
kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Manusia Barat menganut pandangan mengenai
hubungan diskontinuitas antara manusia dengan alam. Hanya manusia yang subjek,
sedangkan alam atau lingkungan adalah objek. Maka alam diteliti, dieksplorasi,
lalu dieksploitasi. Maka etika antroposentris ini tidak sejalan dengan etika
Kristen yang menekankan adanya kontinuitas antara manusia dengan alam
(adam-adamah, homo-humus).
2.8.2.
BIOSENTRIS
Penganut
pandangan ini berpendirian bahwa semua unsur dalam alam memunyai nilai bawaan (inherent value), misalnya kayu memunyai
nilai bawaan bagi kayu sendiri sebagai alasan berada. Jadi kayu tidak berada
demi untuk kepentingan manusia saja. Demikianlah seluruh makhluk hidup memiliki
nilai inheren lepas dari kepentingannya bagi manusia. Manusia dan
makhluk-makhluk hidup lainnya mempunyai hubungan kontiunitas, maka manusia dan
lingkungan memunyai tujuannya masing-masing. Maka tiap makhluk memunyai hak
mendapatkan perlakuan sesuai dengan hak yang melekat padanya. Pandangan ini
misalnya dianut oleh Paul Taylor, Peter Singer, dan Albert Schweitzer.
2.8.3.
EKOSENTRIS
Ekosentris berpendirian bahwa bumi
sebagai keseluruhan atau sebagai sistem tidak dapat dipisahkan satu dari yang
lain. Maka lingkungan harus diperhatikan karena manusia hanyalah salah satu
subsistem atau bagian kecil dari seluruh ekosistem. Pandangan ini dianut
umumnya oleh manusia Timur, termasuk orang Indonesia, yang sangat menekankan
hubungan erat antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Manusia adalah mikro
dari makro kosmos. Menurut pandangan ini, bumi memiliki nilai hakiki (intrinsic value) yang harus dihormati
oleh manusia. Maka alam atau lingkungan tidak boleh diperlakukan semena-mena,
karena bumi mempunyai nilainya yang luhur yang harus dijaga, dihormati, dan
dianggap suci.
2.7.4. ETIKA LINGKUNGAN MENURUT ALKITAB
Pandangan-pandangan ini berdasarkan
kesaksian Alkitab sebagaimana yang dikemukakan di atas. Dari uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa etika lingkungan tidak bersifat antroposentris, tetapi
juga tidak sekadar bersifat biosentris atau ekosentris. Manusia dan semua
makhluk hidup lainnya, bahkan seluruh planet bumi ini, bersumber dari Allah.
Allah yang menciptakannya dan Allah menghendaki seluruhnya berada, topang-
menopang, dan saling membutuhkan. Maka etika lingkungan, dari perspektif
teologi Kristen, mestinya bersifat teosentris, artinya berpusat pada Allah
sendiri. Kita perlu menjaga dan memelihara lingkungan hidup bukan saja karena
kita membutuhkan sumber-sumber di dalamnya dan karena bumi ini adalah rumah
kita (antroposentris), bukan pula karena makhluk hidup memiliki hak asasi
seperti hak asasi manusia (biosentris), juga bukan karena bumi ini merupakan
suatu ekosistem yang memiliki nilai intrinsik (ekosentris); kita perlu menjaga
dan memelihara lingkungan hidup karena lingkungan hidup adalah ciptaan Allah,
termasuk manusia, yang diciptakan untuk hormat dan kemuliaan- Nya.
Kalau kita memelihara lingkungan
sekadar karena diperlukan untuk menopang hidup manusia, kita akan jatuh ke
dalam materialisme, nilai etis yang telah terbukti merusak lingkungan. Kalau
kita memelihara lingkungan karena sekadar kecintaan kita pada lingkungan yang
memiliki hak seperti kita, maka kita akan jatuh ke dalam romantisisme, nilai
etis yang cenderung utopis. Kita perlu memelihara lingkungan hidup kita sebagai
ungkapan syukur pada Allah Sang Pencipta yang telah mengaruniakan lingkungan
dengan segala kekayaan di dalamnya untuk menopang hidup kita dan yang membuat
hidup kita aman dan nyaman. Juga sebagai tanda syukur kita atas pembaruan dan
penebusan yang telah dilakukan Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus. Maka
memelihara lingkungan tidak lain dari ibadah kita kepada Allah. Bagaimana
menjabarkan ibadah ini, norma-norma berikut kiranya perlu dikembangkan sebagai
penjabaran etika lingkungan yang bersifat teosentris, dengan menunjukkan
solidaritas dengan semua makhluk, dengan sesama (termasuk generasi penerus)
dalam kasih dan keadilan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah kita mengetahui dan mempelajari serta melaksanakan semua hal
tentang lingkungan hidup di atas yang telah dijelaskan, maka kita sebagai
manusia sudah mengetahui manfaat lingkungan hidup untuk kita serta dampak dari
kerusakan lingkungan karena pemanfaatan lingkungan yang berlebihan yang
mengakibatkan berbagai kejadian yang membuat kita dan makhluk hidup lainnya
menjadi tidak nyaman untuk menempati lingkungan seperti hujan asam dan lubang
ozon serta global warming yang dapat
saja menghilangkan kehidupan di bumi. Oleh karena itu, kita dituntut sebagai
pemakai sekaligus perusak lingkungan untuk mengembalikan lingkungan pada
keadaan semula yang nyaman. Caranya antaralain seperti yang telah dijelaskan
diatas. Sesuai dengan kemampuan dan profesi kita.
SARAN
Setelah
penjelasan tersebut kita pahami, maka pembaca diaharapkan agar dapat
mengembalikan lingkungan ke keadaan semula. Hal itu dapat dilakukan dengan cara
antaralain:
1.
Sebagai siswa kita dituntut agar
tidak membuang sampah sembarangan.
2.
Jika membuang sampah kita
sebaiknya menentukan sampah yang dapat didaur ulang dan sampah organik.
3.
Pembuangan limbah, seperti limbah
rumah tangga yang berasal dari detergen. Sebaiknya tidak dibuang sembarangan
agar tidak membunuh organisme air.
4. Dalam pemakaian benda yang dapat
didaur ulang, seperti plastik, botol, besi dan sebagainya sebaiknya digunakan
secara berulang. Atau didaur ulang menjadi barang yang bernilai seni. Karena
jika dibuang, bahan tersebut akan dapat terurai selama ratusaan bahkan ribuan
tahun.
5.
Jika benda daur ulang tidak dapat
digunakan lagi, sebaiknya benda tersebut dibakar dengan tuingku yang sangat
panas agar menjadi abu dan tidak mengakibatkan pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, Prof. Dr. D., dkk. 1990. Biologi 1b untuk Sekolah Menengah Atas.
Jakarta: Departemaen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Ruhimat, Mamat. 2004. Geografi untuk SMP Kelas II. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Setiawan, Benni. 2008. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: www.google.com.
Soemarwoto, Otto.1983. Ekologi, Lingkungn Hidup, dan Pembangunan. Bandung: Djambatan.
.1995.
Perubahan atmosfer Sebuah tantangan
Global. Jakarta: PT Rosda Jayaputra.
Soetomo, Marlupi, dkk. 2003. Sejarah untuk SMU Kelas 3. Jakarta: PT Pirani Darmu Kalokatama.
Sunarto, Drs., dkk. 2004. Konsep dan Penerapan Sains Biologi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi 1b untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang.
Undang-Undang Dasar 1945.
www.google.com.
www.wikipedia.com.
Tidak ada komentar
Posting Komentar