Legenda Asal-Usul Merga Karo

Legenda Asal-Usul Merga Karo


Kata “merga” menurut yang penulis pernah dengar berasal dari kata “meherga (bahasa Karo)” yang artinya mahal. Merga tersebut mengandung makna harga diri, derajad, dan harkat seseorang yang menjadi milik pribadi penyandangnya. Seseorang bermerga Sembiring tidak diizinkan 
mengaku Targigan atau Perangin-angin.   Oleh karena itu, tulisan asal-usul  merga Tarigan dan Purba (Karo) berasal dari Simalungun yang disajikan pada group “Taneh Karo Simalem” ini perlu ditanggapi agar kita  lebih menghargai diri kita sendiri sebagai penyandang Merga Batak Karo.
Legenda tentang asal-usul merga suku Batak Karo pernah penulis baca atau dengar  terdiri dari beragam versi.  Hampir semua kisah asal-usul merga Karo tersebut menyebutkan  bahwa merga Karo tidak berasal dari suku Karo sendiri, melainkan kaum pendatang dari suku lain yang diterima menjadi orang Karo.  Salah satu versi menyebutkan merga Karo berasal dari Batak Toba atau berasal dari Simalungun. Versi lainnya  menyebutkan berasal dari India.
   
Tabel 1. Merga Karo yang mirip dengan merga pada suku Batak

Karo
Simalungun
Toba
Pakpak
Sembiring  Sinulaki

Silalahi

Sembiring Keloko

Sihaloho

Sembiring Sinupayung
Sipayung


Perangin-angin Benjerang

Simanjorang

Ginting Munte
Munthe
Munthe

Ginting Manik
Damanik
Manik

Ginting Tumangger


Tumanggor
Ginting Seragih
Saragih
 Saragi

Tarigan Gerneng

Gurning

Tarigan Tambun

Tambun, Tambunan

Tarigan Gersang
Girsang


Tarigan Tambak

Tamba

Tarigan Sibero
Karo-Karo   Sinulingga
Siboro


Lingga
Karo-Karo   Purba
Karo-karo Sitepu
Purba

Sitopu, Sitompul


Asal-usul merga Karo yang berasal dari suku Batak Toba atau Simalungun mungkin mendasarkan diri pada fakta kemiripan merga suku Batak Karo dengan Batak lainnya (Tabel 1). Versi yang menyebutkan merga Sembiring berasal dari India mungkin mendasarkan diri pada kata Si Mbiring. Kebenaran asal-usul merga suku Karo sukar dibuktikan sehingga hanya sesuai dibaca sebagai bacaan ringan menemani minum kopi di kala sore.  
Berdasarkan merga yang disajikan pada Tabel 1. Purba (Simalungun) dengan  Purba (Karo) memang sama. Demikian pula Damanik (Simalungun) dan Manik (Toba)   mirip dengan Ginting Manik (Karo). Kesamaan atau kemiripan merga  tersebut tidak  menunjukkan bahwa merga tersebut berkerabat dekat.  Bukti kekerabatan merga tersebut tidak dekat dapat dilihat berdasarkan  penggabungan merga tersebut  dalam suatu punguan (bahasa Batak Toba).
Punguan merupakan perkumpulan berbagai merga yang menganggap dirinya bersaudara    (senina bahasa Karo) atau dongan (Bahasa Batak Toba). Jika hal ini diterima, maka pernikahan antara marga pada punguan yang sama terlarang. Persaudaraan antara merga suku Karo dengan suku Batak lainnya kemungkinan besar didasarkan pada “tutur” yang dilakukan oleh pemilik merga pada zaman dahulu. Kisah yang menceritakan “tutur” sehingga merga suku Karo bersaudara dengan merga tertentu pada suku Batak lainnya belum ditemukan, tetapi persaudaraan merga yang satu dengan lainnya selalu dinyatakan secara lisan dari generasi ke generasi.  Berdasarkan kekerabatan merga Karo dengan merga pada suku Batak lainnya, Sembiring bergabung dengan Silalahi Sabungan, Perangin-angin bergabung dengan Sinaga, Tarigan bergabung dengan Toga Simamora, Karo-karo bergabung dengan Raja Oloan; dan Ginting bergabung dengan Parna.
Berdasarkan punguan yang diikuti, Karo-Karo Purba bergabung dengan Punguan Si Raja Oloan, sedangkan Purba (Simalungun) bergabung pada punguan Toga Simamora. Kedudukan kedua merga yang tidak berada pada punguan yang sama menunjukkan bahwa merga Purba Karo dan Purba Simalungun tidak berkerabat dekat. Artinya, keduanya diizinkan dapat menikah; tetapi mengingat merga yang sama, pernikahan merga Purba (Karo) dengan Purba (Simalungun) terasa janggal. Contoh lainnya, adalah semua merga Ginting biasanya masuk dalam kelompok Parna bersama Saragih (Simalungun). Tetapi anehnya, Damanik (Simalungun) dan Manik (Toba) yang mirip dengan Ginting Manik tidak bergabung dengan Parna, melainkan bergabung dengan Borbor atau Naimarata.  Dengan demikian kemiripan merga tidak dapat digunakan sebagai cermin tentang asal-usul merga Karo. 
Merga Sembiring  berasal dari kata Si Mbiring dalam bahasa Karo yang berarti si hitam.  Si Hitam tersebut dipandang berasal dari India dan melahirkan cabang merga  Sembiring  Singombak.  Sembiring Singombak terdiri dari 14 cabang merga  yang memantangkan biang (anjing), sedangkan  4 cabang merga lainnya tidak memantangkan makan anjing.
 Pengelompokan merga Sembiring yang boleh memakan daging anjing dan yang memantangkannya dikisahkan sebagai berikut.  Nenek moyang Sembiring yang sedang menyeberangi sungai tersebut hanyut karena tidak mampu melawan arus sungai yang deras. Sembiring yang hanyut tersebut melahirkan kata Singombak.  Sembiring yang hanyut itu dapat selamat dengan berpegangan pada anjing peliharaannya yang pandai berenang. Setelah berhasil menepi, Sembiring duduk dipinggir sungai dan bersumpah bahwa seluruh keturunannya akan berpantang memakan anjing.  Sumpah yang diucapkannya melahirkan kelompok merga Sembiring yang memantangkan makan anjing. Begitulah kisah yang diceritakan kepada penulis sejak masih kecil dahulu.
Kisah Sembiring yang hanyut menunjukkan nenek moyang merga Sembiring Singombak adalah satu. Faktanya, cabang merga Sembiring  Singombak dapat menikah satu sama lain, asal bukan berada pada cabang merga yang sama. Untuk menjelaskan diizinkannya pernikahan antar cabang merga Sembiring Singombak, muncul legenda lainnya. Menurut legenda tersebut, Sembiring Singombak  tidak diperbolehkan menikahi merga suku Karo lainnya karena sedang dikucilkan. Akibat pengucilan tersebut, merga Sembiring Singombak mengizinkan pernikahan antar cabang merga yang tidak sama. Legenda tersebut tidak menjelaskan siapa yang memerintahkan pengucilan dan  siapa pula yang memerintahkan pembatalan pengucilan tersebut.
 Kisah lainnya merujuk penamaan cabang merga Sembiring Singombak seperti Brahmana, Colia, Meliala, Pandia, Pelawi dan sebagainya. Kisah tersebut menjelaskan bahwa Sembiring Singombak berasal dari India. Perantau India yang masuk ke pantai Barat atau Pantai Timur Sumatera berasal dari golongan yang berbeda-beda.  Brahmana merupakan salah satu kaum yang berkasta tinggi di India.   Kaum Meliala dikisahkan bertindak sebagai pedagang, kaum Pandia, Colia, Pelawi  dikisahkan sebagai  guru  agama Hindu.  Kisah tersebut memberi pengertian bahwa  nenek moyang Sembiring tidaklah tunggal, melainkan jamak. Berdasarkan alasan nenek moyangnya tidak sama, maka  perkawinan antar cabang merga Sembiring merupakan hal yang wajar.  
Selain kisah Sembiring berasal dari India, ada juga kisah yang menyatakan Sembiring berasal dari suku Batak Toba. Menurut kisah ini Sembiring Keloko adalah identik dengan Merga Sihaloho, dan Sembiring Sinulaki adalah identik dengan Silalahi. Kisah tersebut mendasarkan diri pada fakta bahwa   merga Sembiring Sinulaki dan Sembiring Keloko  tidak berpantang memakan daging anjing. Merga Silalahi dan Sihaloho dari Batak Toba memang boleh memakan anjing. Fakta tersebut dipertegas lagi dengan fakta lainnya bahwa merga Sembiring Keloko dan Sembiring Sinulaki  tidak diperbolehkan menikah dengan seluruh cabang merga Sembiring lainnya.
Semua kisah legenda yang disebutkan di muka pada dasarnya tidak mampu menjelaskan asal-usul merga yang dimiliki Karo.  Kosa kata “nande” yang digunakan sebagai sebutan ibu,   berbeda dengan “inang” yang digunakan pada suku Batak.  Kosa kata “nande” memang mirip dengan “nadu” atau “nandu” seperti Tamil Nadu di India. Apakah kata “nande”  untuk menyebut ibu tersebut memang menunjukkan asal merga Sembiring berasal dari India ?
Mengikuti catatan sejarah yang ada, pedagang Gujarat masuk melalui pantai Barat Sumatera seperti di Natal atau Barus (Tapanuli Selatan), pantai di sekitar provinsi Aceh sekarang.  Proses hijrah suku bangsa dari India tersebut ke suku Karo  menarik untuk ditanyakan.  Jika  benar mereka hijrah,   

maka merga Sembiring dapat diasumsikan bukanlah bagian dari suku Karo, melainkan “diterima menjadi suku Karo. Jika merga Sembiring diterima menjadi suku Karo, akan muncul pertanyaan : 1) apa merga  Karo yang asli? Jika legenda Ginting Pase dianggap sebagai merga asli Karo, maka  kata “nande” yang diasumsikan dibawa merga Sembiring mestinya belum ada pada masyarakat Batak Karo.  Hal ini ditegaskan karena kenyataannya, merga Karo lainnya seperti Ginting, Tarigan, Karo-Karo, dan Peranginangin tidak  disebutkan berasal dari India.  Sayangnya, tidak ada legenda yang menceritakan perjalanan suku bangsa India sampai akhirnya diterima menjadi suku Karo.  Ah, legenda! Yang benar, Sembiring Singombak hanya ada dalam suku Karo dan berbeda dengan merga suku Batak lainnya. Dengan demikian, yang dapat disimpulkan adalah merga yang disandang Batak Karo berasal dari dalam dirinya sendiri.  Ada tanggapan ?
October 6 at 2:10am
Source: Cipta Meliala

19 komentar

  1. sebenarnya orang karo itu bukanlah suku batak.. kedua suku ini adalah berdiri masing masing.. dan karo adalah karo.. batak adalah batak.. karo berasal dari india tamil(fisik tidak tinggi,kulit hitam).. dan melayu deli.. sedangkan batak berasal dari samosir.. bujur.. mejuah juh man banta kerina..

    BalasHapus
  2. Anonim; itu kan pandangan anda saja. buktikan secara ilmiah, dari India mana datangnya orang karo?
    Trus orang karo yg mana dari India? kalau Brahmana, Milala, Colia, Pandia, G.Kinayan, Tekang, mungkin dari India yg menggabungan diri menjadi suku Karo.
    Bukan berarti semua orang Karo dari India.
    Menurut sejarah, semua suku bangsa di sumatera, adalah berasal dari Hindia Belakang (antara Bangladesh dan Myanmar), hanya kedatangannya beberapa gelombang yg terpisahkan ribuan tahun.

    Tak terbantahkan secara budaya, bahwa toba, karo, pakpak, mandailing, angkola, simalungun adalah dari rumpun yg sama yg disebut Batak. Yang mau durhaka silahkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kam kalak karo tah kalak tebba? Ndarami untung ibas sada pemahamen. Kam buesa tarombo kap e asangken ertutur. Adi tarombo bage kin peserina kerina tapi ujungna ia asalna. Si raja batak nina, nenek moyangna katakenna nenek moyang kalak ka. Adi lit marga skalak enggo masuk marga karo, berarti ia kalak karo. La baci nari katakenmu ia kalak tebba nai. Seri bagi kalak simalungun, aslina 4 margana buen tebba masuk simalungun. Perateken kalak simalungun enggo bagi tebba, sebab kalak tebba e mengaku cinta simalungun tapi lebih cinta asalna em ia tebba ndai.

      Hapus
    2. Kata toba lo lit artina adi sungkun kena ras kalak tebba. Buen kalak karo ngataken kata tebba, baci jadi kalak karo simuat gelarna.Adi kata batak lit menurut versi tebba, tapi versi belanda, misionaris jerman, malaysia, singapur arti batak antah berantah nina.

      Hapus
    3. Kata batak bas sada gbkp em lit misionaris tebba berkecimpung je nai. Emaka lit kata batak ibas gbkp. Ntah kai maksud misionaris tebba em ka siteh. Tapi adi sungkun kena kerina kalak gbkp aku la kalak batak nina aku kalak karo nina. Aku kalak gbkp tapi sitik lo aku nggit kataken kalak batak, e baci ku dehken takal na ah.

      Hapus
    4. Selo ko ngerana e patat, tebba tebba nim ka je, sekolahmu pe ma lit, pengeranam seh kel ganjangna! bali ko ras biang!

      Hapus
    5. Selo ko ngerana e patat, tebba tebba nim ka je, sekolahmu pe ma lit, pengeranam seh kel ganjangna! bali ko ras biang!

      Hapus
    6. Me tebba nge engko jadi kai? Sello kin aku tilandemu. Engko kai kin skolahmu ngataken kalak ka ko.

      Hapus
    7. Binatang Kel ia pal motu sibabasa

      Hapus

  3. ORANG TOBA: DNA, Negeri, Budaya, dan Asal-usulnya
    http://www.lintasgayo.com/53595/orang-toba-dna-negeri-budaya-dan-asal-usulnya.html
    http://sopopanisioan.blogspot.com/2015/02/orang-toba-dna-negeri-budaya-dan-asal.html

    BalasHapus
  4. Ginting Manik ya sudah pasti tidak sama dengan Manik Toba dan Damanik Simalungun, karena Ginting Manik adalah keturunan dari marga Manihuruk yang datang dari Tongging. Tarigan Gerneng tidak sama dengan Gurning, Tarigan Gerneng itu sama dengan Purba Sigumonrong, demikian juga Tarigan Tambun tidak sama dengan Tambunan, marga ini sama dengan Purba Tambun Saribu.

    BalasHapus
  5. bagenda saja,man banta kerina.
    ngit kam ikataken batak..............?
    la pedah kam ngaku kalak karo nari.

    BalasHapus
  6. bagenda saja,man banta kerina.
    ngit kam ikataken batak..............?
    la pedah kam ngaku kalak karo nari.

    BalasHapus
  7. Oyy tongat, beda kalak karo ras kalak batak,ula ko seriken tongat

    BalasHapus
  8. Saya ingin bertanya
    Apakah boru purba dan marga tarigan memang tidak di perbolehkan untuk menikah secara adat?
    Kalau tidak saya ingin tau asal usulnya bagaimana kenapa tarigan dan purba itu sama?

    BalasHapus
  9. Izin yang di tua-tuakan, Kalau sagala semarga ngak dengan marga barus (KAro)

    BalasHapus
  10. Mau nanya Brother, Apakah marga SAGALA semarga dengan marga BARUS???
    Terima Kasih

    BalasHapus
  11. DNA Karo Beda dengan DNA TOBA Berarti mereka beda Nenek Moyang, misalnya - Odap turun dari langit ke tujuh, inikan tidak lagika cuma mitos doang.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.